Gedung-gedung di Lebanon hancur diserang Israel. Foto: AP Photo/Mohammed ZaatariJakarta - Serangan Israel terhadap Palestina terus berlanjut telah lebih dari satu tahun. Bahkan, Israel kini turut menyerang negara sekitar lainnya seperti Iran dan Lebanon. Penyerangan Israel yang membabi buta, sementara peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam tanda tanya. Menurut dosen Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Probo Darono Yakti, organisasi internasional terlihat mengalami disfungsi. Sebab, segala pergerakan Israel seakan menundukkan organisasi internasional sekelas PBB sekalipun. Probo menilai organisasi internasional yang semestinya mampu jadi penengah persoalan Israel, tiba-tiba harus tunduk dengan kepentingan golongan atau negara tertentu. "Saya, dalam hal ini, tidak mengesampingkan atau tidak menyempitkan makna bahwa negara Barat yang harus dituduh,"ujar Probo, dikutip dari Unair pada Selasa (29/10/2024). Baca juga: Ini Daftar Negara yang Belum Diakui PBB, Apa Alasannya Ditolak?Menurut Probo, serangan Israel yang meluas dapat mengganggu kondisi Asia-Pasifik. Sebab gejolak politik yang tak kondusif dapat membuat konstelasi di Asia Pasifik juga kurang kondusif. Pasokan gas dan minyak yang dibutuhkan di negara-negara Asia Pasifik dapat berada di kondisi yang tak jelas. "Kita melihat rantai pasok, ya. Dari berbagai komoditas utama yang negara negara Asia-Pasifik butuhkan. Misalkan minyak dan gas, bisa jadi sangat fluktuatif menyesuaikan situasi yang ada di Timur Tengah khususnya Lebanon, Iran, dan Israel,"papar Probo. Perlu Reformasi PBBProbo menilai organisasi sekelas PBB perlu melakukan reformasi organisasi. Terdapat bagian-bagian yang perlu diperbaiki dan disesuaikan lagi. Sebab, PBB sebagai organisasi internasional semestinya dapat bersikap tanggap dalam menyelesaikan konflik Israel dengan negara-negara lain, utamanya Palestina. "Saya menganggap persoalan yang terlewat kompleks ini, penyelesaiannya hanya satu, yakni bagaimana kita bisa mereformasi kembali PBB. Karena sejauh ini PBB hanya menguntungkan negara-negara Barat yang berkepentingan dengan Israel dan hubungan di antaranya yang tidak dapat dijelaskan sampai sekarang," jelas Probo. Baca juga: Studi Oxford-Tufts Desak Penekan Hukum di Perang Gaza dan Setop Bantuan ke IsraelProbo mengatakan reformasi organisasi dapat memunculkan keseimbangan dan keteraturan hubungan antarnegara. Pasalnya PBB semestinya dapat memberi solusi konkret untuk perdamaian dunia. Menurutnya penjajahan yang dilakukan Israel seharusnya dapat berhenti. "Reformasi PBB ini bisa dimulai dari Dewan Keamanan (DK) PBB yang harus dirombak. Tidak harus pemenang Perang Dunia II," kata Probo. Ia menyebut, misalnya dapat dicoba bagaimana keanggotaan tetap dan tidak tetapnya dapat diubah-ubah dan diatur, sesuai durasi tahun menjabat. Video: Israel Serang Iran, Sasarannya Pabrik Rudal |